KOMERINGSELATAN.BLOGSPOT.COM - Pergantian musim dari kemarau ke penghujan sudah mulai terjadi di
beberapa daerah. Cuaca yang tak menentu pun tidak menutup kemungkinan
munculnya genangan air yang bisa menjadi tempat bersembunyi nyamuk,
khususnya Aedes Aegypti penyebab infeksi dengue atau dalam bahasa awam
disebut Demam Berdarah.
Bagi balita yang umumnya belum memiliki
kegiatan di mana saat siang hari mereka rutin tidur siang, penting bagi
orang tua untuk tetap melakukan program 3M dari pemerintah, demikian
dikatakan dr Meta Hanindita, SpA. Selain itu, penggunaan lotion
repellent juga bisa dilakukan untuk mencegah gigitan nyamuk demam
berdarah.
"Bisa juga pakaikan baju berlengan panjang pada anak,
juga bawahan panjang. Saat ada tetangga yang terkena penyakit ini,
segera komunikasikan dengan ketua RT agar dapat difogging untuk
memberantas nyamuk Aedes Aegypti," pesan dr Meta dalam perbincangan
dengan detikHealth dan ditulis pada Selasa (9/6/2015).
Nyamuk
aedes aegypti betina, lanjut dr Meta memang mempunyai sifat diurnal,
yakni aktif di siang hari. Sehingga, diharapkan orang tua bisa lebih
mewaspadai gigitan nyamuk pada si kecil di waktu siang hari. Nah, ketika
anak terkena DBD, orang tua sudah sepatutnya memastikan bahwa anak
mendapat cukup cairan.
Cairan tersebut bisa berupa susu, jus buah dan tidak harus jus jambu,
atau oralit. Pada anak yang mengalami demam tinggi, dr Meta menekankan
jangan lupa berikan obat penurun panas dan kompres basah sampai suhunya
turun. Selain patuh pada instruksi dokter, apa saja yang bisa dilakukan
orang tua untuk membantu trombosit anak tetap naik?
"Pastikan
jika anak mendapat istirahat yang cukup, makan dan minum cukup, serta
asupan cairannya tetap terjaga. Dibandingkan dengan anak usia 12 tahun
ke atas, kelompok yang paling rentan terkena DBD yakni anak dengan usia
5-10 tahun," ucap dr Meta. Walaupun begitu, dr Meta menekankan tidak
menutup kemungkinan anak-anak di atas ataupun di bawah kelompok umur
tersebut bisa tetap terkena DBD.
Gejala klasik dari demam
berdarah di antaranya adalah demam tinggi mendadak, nyeri kepala, nyeri
otot, sendi, nyeri di belakang bola mata, mual, muntah dan timbulnya
rash atau ruam. Ruam bisa timbul di awal penyakit lalu hilang tanpa
bekas, kemudian timbul kembali di hari ke-6 atau ke-7 dan terasa gatal.
Walaupun
begitu bisa saja tidak muncul ruam. dr Meta menuturkan, kebanyakan
orang tua merasa aman saat anaknya panas dan tidak menduga anaknya
terkena dengue karena tidak muncul bintik merah. Bahkan sepanjang
pengalaman dr Meta, lebih banyak anak dengan infeksi dengue yang datang
ke rumah sakit tanpa bintik-bintik merah.
Rabu, 10 Juni 2015
Trik Agar Anak Tak Mudah Digigit Nyamuk Aedes Aegypti di Musim Pancaroba
07.46
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar